Tuesday 7 March 2017

SISI LAIN SITU CIHARUS


BY DYA IGANOV


Secara administratif, Situ (Danau) Ciharus berada di Desa Dukuh, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, sedangkan secara geografis terletak di dalam kawasan lindung Cagar Alam Kamojang yang terletak di lembah antara Gunung Dona, Gunung Sangser, Gunung Beling, Gunung Jawa, dan Gunung Cibatuipis. Situ Ciharus dapat dicapai melalui tiga jalur utama, pertama melalui lintas Gunung Rakutak – Situ Ciharus yang idealnya memerlukan waktu dua hari satu malam dan jalur kedua yaitu melalui kawasan Geothermal Kamojang, dan yang ketiga melalui Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut.


Perjalanan menuju Situ Ciharus melalui kawasan Geothermal Kamojang dapat ditempuh dengan roda empat melalui jalur sebagai berikut : Bandung – Majalaya – Kamojang jarak tempuh ± 44 km dengan waktu ± 1 jam. Kondisi jalan Bandung-Majalaya sudah dapat dikatakan cukup bagus dengan perkerasan beton dan aspal hingga batas antara Kecamatan Ibun dan Kecamatan Majalaya. Kondisi jalan yang cukup rusak akan ditemui mendekati Desa Monteng, Kecamatan Ibun. Begitu memasuki Kecamatan Ibun, medan yang ditempuh berupa tanjakan. Sepanjang jalur Kecamatan Ibun – kawasan Geothermal Kamojang kondisi jalan cukup rusak, dengan lubang tersebar di seluruh permukaan jalan. Di jalur ini pula terdapat tanjakan yang cukup terkenal yaitu ‘Tanjakan Monteng’. Tanjakan Monteng merupakan tanjakan panjang dilengkapi dengan tikungan yang cukup tajam sebelum memasuki kawasan Geothermal Kamojang.

Untuk mencapai lokasi situ kemudian perjalanan dilanjutkan menyusuri jalur pipa PLTU Kamojang dari jalur pipa 204 – 304 dan 404 sejauh ± 3 km dengan waktu tempuh ± 15 menit. Dari jalur pipa PLTU Kamojang pipa 404 ke lokasi kajian dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh ± 3 km dengan waktu selama ± 2 jam melewati hutan lindung Cagar Alam Kamojang hingga menuruni lembah.

Jalur kedua yaitu melalui Gunung Rakutak yang berada di Kecamatan Pacet. Pendakian normal hingga mencapai ‘Puncak Top Rakutak’ memerlukan waktu sekitar 4 jam dengan kondisi medan yang sebagian berupa ladang terbuka, tanah yang cukup gembur, dan jalur ladang yang cukup membingungkan. Apabila perjalanan diteruskan menuju Situ Ciharus, maka jalur yang harus diambil berada di paling ujung puncak Rakutak. Medannya cukup ekstrim, tanah gembur tetapi akan lebih didominasi oleh turunan. Jalur dari Puncak Rakutak hingga ke aliran Sungai Ciharus (sebutan yang biasa diberikan karena belum ada data mengenai nama resmi sungai) cukup sempit, licin oleh tanah gembur dan daun-daun kering. Jalur dari ujung sungai hingga ke mendekati Situ Ciharus akan sedikit landai meskipun masih akan ditemui tanjakan dan turunan. Pada jalur ini, setidaknya jalur yang ditempuh harus menyeberangi sungai, bahkan menyusur aliran sungai hingga bertemu lagi dengan jalur tanah. Jika musim hujan, akan cukup menyulitkan karena debit airnya akan naik, medan akan dipenuhi lumpur, serta pacet akan lebih banyak ditemukan. Estimasi waktu yang diperlukan dari Puncak Rakutak hingga Situ Ciharus dalam kondisi normal adalah sekitar empat jam.

Jalur ketiga yaitu melalui Kota Garut lalu Kecamatan Samarang. Arah yang sama dengan yang menuju Kampung Sampireun Resort di Kecamatan Samarang. Ikuti jalan utama Samarang-Kamojang, lewati pertigaan menuju Kampung Sampireun. Setelah Kampung Sampireun, medan akan terus menanjak, tetapi kondisi jalannya baik, sudah berupa aspal yang mulus, hanya saja tidak akan ditemui desa/permukiman hingga gerbang Kawasan Geothermal, selain itu, di sepanjang jalur ini juga tidak ada penerangan jalan. Kebanyakan warga di Kampung Kamojang menyarankan untuk mengambil jalur Kamojang-Majalaya bila sudah terlalu sore dan mengendarakan sepeda motor dengan jumlah rombongan yang sedikit.

Jalan utama menuju Situ Ciharus dari arah Majalaya dan Samarang yaitu melewati kawasan Geothermal Kamojang, kemudian masuk ke dalam kawasan Cagar Alam Kamojang. Memasuki Cagar Alam Kamojang, perjalanan akan memakan waktu sekitar 1,5-2 jam dengan medan yang semuanya berupa tanah cukup gembur. Ketika musim hujan, akan cukup sulit berjalan di jalur ini karena akan berupa genangan lumpur dan akan sangat licin. Medan menuju Situ Ciharus berupa jalan setapak yang sudah cukup jelas, meskipun di beberapa titik akan ditemui persimpangan tetapi tidak akan terlalu menyulitkan.

Menurut informasi, jalur menuju Danau Ciharus dari gerbang Cagar Alam Kamojang sudah cukup jelas, karena adanya jalur motor trail yang sudah cukup sering melintas di jalur tersebut. Tanjakan dan turunannya tidak terlalu parah seperti jalur dari Gunung Rakutak. Sekeliling Danau Ciharus memang masih berupa hutan dengan vegetasi yang cukup rapat, tetapi bila melihat kondisi tanah dan jalur setapak menuju Danau Ciharus, sudah banyak yang rusak karena digunakan sebagai jalur motor trail. Hanya terdapat satu saung kecil yang terkadang dijadikan sebagai warung oleh warga. Menurut informasi, selain motor trail, terkadang pengunjung lain juga membawa motornya sampai tepat di areal sekitar Danau Ciharus, meskipun sekarang nampaknya sudah dilarang.

Hutan di sekitar Danau Ciharus termasuk ke dalam kawasan hutan konservasi Cagar Alam Kamojang. Hutan konservasi sebagai kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan konservasi juga memiliki sejumlah jasa lingkungan, terutama jasa lingkungan air untuk kawasan Situ Ciharus.Jasa lingkungan tersebut telah memberikan kontribusi terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat secara terus menerus, walaupun masih banyak pengguna jasa lingkungan ( environmental services users ) hutan konservasi yang tidak menyadari dan mengapresiasi kontribusi jasa lingkungan hutan konservasi yang dinikmati dan digunakannya tersebut. Jasa lingkungan hutan yang belum diapresiasi dengan baik telah menyebabkan meningkatnya laju degradasi ekosistem hutan, padahal makin tinggi laju degradasi ekosistem hutan maka nilai jasa lingkungan pun makin menurun. Dalam hal ini jasa lingkungan dapat dianggap sebagai output dari kualitas kinerja ekosistem hutan. Salah satu jasa lingkungan terpenting hutan konservasi adalah air. Aliran air yang mengalir dari ekosistem hutan berpengaruh terhadap kegiatan konsumsi dan ekonomi, walaupun banyak pihak pengguna air tidak menyadari atau mempertimbangkannya.

Situ Ciharus merupakan cekungan alam atau tampungan air alam yang sudah dimanfaatkan untuk kebutuhan air irigasi pada daerah bawahnya terutama pada musim kemarau dan mempunyai potensi sumber mata air yang bisa dikembangkan untuk daerah sekitarnya atau daerah bawahnya serta menunjang konservasi sumber daya air. Situ Ciharus berpotensi untuk memenuhi kebutuhan air baku kecamatan Ibun, penggunaan mikrohidro hanya sebagai pemanfaatan potensi energi yang ada. Situ Ciharus Memiliki luas DAS sebesar 163,50 Ha atau 1,635 km² dan luas genangan situ sebesar 10,1Ha. Danau Ciharus memiliki debit rata-rata sebesar 16,50 m3/detik dengan nilai TDS 58 ppm dan suhu 24 °C

Kapasitas tampungan mati Situ Ciharus sebesar 331,220 m3 dengan kapasitas tampungan efektif direncanakan sebesar 102.233 m3 diharapkan situ ini dapat memenuhi kebutuhan air baku di Kecamatan Ibun yang terdiri dari dua belas desa meliputi : Desa Ibun, Desa Laksana, Desa Mekarwangi, Desa Sudi, Desa Talun, Desa Tanggulun, Desa Lampegan, Desa Cibeet, Desa Karyalaksana, Desa Pangguh, Desa Dukuh, Desa Neglasari. Pemanfaatan situ yang paling optimal yaitu dengan irigasi seluas 70 Ha Ciharus serta untuk memenuhi kebutuhan air baku penduduk sejumlah 87.185 jiwa (Jumlah proyeksi Penduduk Kecamatan Ibun Tahun 2017) dan daya optimum yang bisa dibangkitkan adalah 14,88 kW apabila digunakan turbin tipe crossflow dengan output daya 10 – 20 kW (jenis pembangkit listrik adalah “Microhydro”) dengan potensi head 20,00 meter, maka debit yang digunakan untuk menggerakkan turbin adalah 0,1 m3/s.

Hasil analisis spasial dari sebuah penelitian menyebutkan TWA Gunung Guntur dan Kawasan TWA/CA Kamojang menunjukkan sebaran luas areal kontribusi sumber mata air dari Kawasan TWA/CA Kamojang seluas 33.997,189 Ha. Luasan tersebut tersebar di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Bandung seluas 14.359,511 Ha dan Kabupaten Garut seluas 19.637,678 Ha. Areal kontribusi sumber mata air dari kawasan tersebut meliputi enam kecamatan dan 44 desa dengan jumlah penduduk sebanyak 389.296 jiwa dan jumlah kepala keluarga sebanyak 95.595 KK yang berada di wilayah Kabupaten Bandung, serta sembilan kecamatan dan 67 desa dengan jumlah penduduk 379.164 jiwa terdiri dari 85.498 KK yang berada di wilayah administratif Kabupaten Garut.

Hasil analisis spasial sebagaimana diuraikan sebelumnya menunjukkan bahwa keberadaan TWA/CA Kamojang secara signifikan memberikan kontribusi yang besar untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat, baik untuk kebutuhan rumaht angga, pertanian, dan aktivitas ekonomi lainnya. Namun sejauh ini apresiasi dan kepedulian masyarakat untuk bersama-sama melakukan upaya konservasi kedua kawasan tersebut sebagai resapan dari sumber airnya masih rendah, sehingga upaya untuk membangun kepedulian dan apresiasi nilai konservasi resapan airnya menjadi sangat penting dilakukan. Masyarakat pengguna air perlu dibangun rasa tanggung-jawabnya untuk memberikan kontribusi terhadap upaya-upaya konservasi kawasannya, sehingga kesinambungan pasokan air dengan kualitas yang memadai dapat terjamin. Padahal apabila ekosistem hutan yang selama ini menjadi resapan airnya terdegradasi, maka sistem tata air wilayah tersebut akan terganggu pula. Adanya keterbatasan yang dimiliki oleh pengelola kawasan, terutama keterbatasan sarana dan dana konservasi dibandingkan dengan luasnya areal yang harus dipertahankan sebagai resapan airnya pada akhirnya akan menuntut pengguna air untuk bersedia memberikan kontribusinya

Permasalahan yang kini dihadapi Situ Ciharus, salah satunya yaitu sedimentasi. Sedimentasi yang terjadi di danau biasa disebut dengan sedimen limnis. Endapan ini biasanya dalam bentuk delta, lapisan batu kerikil, pasir, dan lumpur. Pengendapan yang terjadi di Situ Ciharus, berdasarkan pengmatan singkat sebagian besar disebabkan oleh adanya delta dan lumpur, terutama di pinggir danau hingga ke aliran sungai (inflow) tepat di mulut danau. Lebih tepatnya lagi di sekitar areal mata air yang menjadi sumber aliran sungai sebagai inflow sudah cukup mengalami pendangkalan dan penurunan kualitas air.

Danau Ciharus memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro sesuai dengan metode penelitan mengenai curah hujan, ketersediaan air, kebutuhan air, keseimbangan pasokan air, kapasitas tampungan. Salah satu analisis dari metode penelitian tersebut adalah analisis keuntungan mikrohidro. Rendahnya sikap masyarakat terhadap pemanfaatan Situ Ciharus untuk PLTM, memberikan tantangan tersendiri untuk pengembangan potensi Situ Ciharus kedepan, untuk itu maka diperlukan suatu informasi kepada masyarakat bahwa pengembangan Situ Ciharus diperlukan untuk mengatasi krisis kekurangan listrik ke depan apabila PLTA Kamojang mengalami defisit yang bisa diakibatkan peningkatan kebutuhan listrik akibat perkembangan penduduk dan aktivitas ekonomi lainnya. Dengan besarnya respon masyarakat terhadap aspek pemberdayaan masyarakat, hal ini memberikan indikator yang positif bahwa informasi tentangnya pentingnya pengembangan Situ Ciharus untuk PLTM masih bisa dilakukan melalui sosialisasi.

Hasil analisis lainnya mengenai sedimentasi, diperoleh sedimen potensial sebesar 0,4 ton/thn. Untuk mencegah berkuragnya potensi Situ Ciharus sebagai pembangkit listrik tenaga mikrohidro, maka kondisi daerah tangkapan air harus selalu dijaga kelestariannya agar kualitas dan kuantitas tetap terjaga,salah satunya dengan melakukan reboisasi. Reboisasi dimaksudkan untuk memperluas areal tangkapan hujan, tetapi permasalahan terbaru Situ Ciharus bukanlah kurangnya area tangkapan hujan (cathment area) melainkan adanya erosi lahan karena tergerus oleh kendaraan (motor, sepeda) dan penumpukan sampah di sekitar bibir danau. Tanah yang tergerus oleh kendaraan di sekitar Danau Ciharus akan memberikan kontribusi transportasi sedimen ketika musim hujan. Transportasi sedimen dari area di sekitar kawasan hutan Cagar Alam Kamojang yang letaknya lebih tinggi dari permukaan Danau Ciharus, maka otomatis, ada material sedimen yang terbawa air hujan ke sekitar areal bibir Danau Ciharus. Transportasi sedimen yang paling parah terjadi di sekitar bibir danau karena adanya penggerusan tanah, sehingga ketika debit naik atau pun musim hujan, lumpur dari tanah yang sudah tergerus akan menjadi endapan di perluasan area bibir danau, yang secara perlahan akan menyebabkan juga pendangkalan dan penyempitan luas areal Danau Ciharus.

*Sedikit tambahan dari JGB
begitupun #CIHARUS ,ini salahsatu danau alami yang sudah rusak. baik lingkungan, maupun ekosistemnya. maka dari itu, agar tidak terjadi sperti danau2 bandung sbelumnya, yuk ah#SaveCiharus nya dteriakan lagi
.

Wednesday 1 March 2017

#SAVECIHARUS






Spread the world
Tell your friends
and
Help save ciharus lake!!

IT'S NOT TOO LATE, TO ACT!
#SAVECIHARUS




Kawasan Konservasi



Yuk mengenal kawasan Konservasi!

Kawasan mana saja yang boleh dikunjungi untuk berkegiatan di alam bebas termasuk selfie, camping, mendaki atau sekedar hobi-hobi lainnya.

Cekidoooooot :

- Taman Buru ✔
Kawasan hutan konservasi untuk mengakamodir wisata berburu dan mengendalikan populasi satwa tertentu.

- Taman Nasional ✔
Kawasan pelestari alam dimanfaatkan untuk penelitian, pendidikan & pariwisata.

- Taman Hutan Raya ✔
Kawasan pelestari alam dimanfaatkan untuk pendidikan, budaya dan pariwisata.

- Taman Wisata Alam ✔
Kawasan pelestari alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.

- Cagar Alam

Dari dari beberapa kawasan tersebut hanya Cagar Alam yang tidak bisa dikunjungi untuk sekedar selfie, camping dan hobi lainnya.

Kecuali, Riset dan edukasi terbatas.....!
Dan jangan lupa, tempuh sesuai regulasi yaitu menggunakan SIMAKSI ( Surat Izin Memasuki Kawasan konservaSI ).

Yuk mari mengenal kawasan, mana yang bisa kita datangi dan mana yang tidak bisa kita datangi.

#saveciharus #savetegalpanjang #savesempu #saverakutak #savecagaralam #sadarkawasan #urbanhikers #sadaralam #tanamsaja #hutan #pohon #salamrimba #salamlestari




Thursday 19 January 2017

- SADAR KAWASAN -

Hallo kawan² selamat siang menjelang sore..
Hari ini gue ingin sharing ttg #sadarkawasan #savecagaralam supaya kita semua lebih mengenal apa itu Cagar Alam.



Let's gooo......

STOP REPOST AND POSTING KAWASAN CAGAR ALAM.

Kenapa? Baca UU NO 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SDA HAYATI & EKOSISTEMnya.

Apasih Cagar Alam itu?
Berdasarkan pasal 1 angka 10 UU 5/1990 : Cagar Alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.

Dalam pasal 17 ayat (1) UU 5/1990 "Didalam cagar alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan dan kegiatan lainnya yang menunjang budidaya".

Jika ada pertanyaan :
1. Apakah benar, sesuai dengan peraturan yang berlaku, cagar alam bisa dimanfaatkan untuk wisata, meski "wisata alam terbatas"?
2. Kegiatan "pendidikan" yang diperbolehkan dilakukan di cagar alam itu yang seperti apa?

Dan bisa kita jawab :
Istilah "wisata alam terbatas" di dalam UU 5/1990 justru tidak terdapat di dalam pengaturan tentang cagar alam. Melainkan di ketentuan yang mengatur tentang suaka margasatwa, yaitu di pasal 17 ayat (2) UU 5/1990, yaitu di dalam suaka margasatwa dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan, wisata terbatas, dan kegiatan lainnya yang menunjang budidaya.

Lebih lanjut penjelasan pasal 17 ayat (2) UU 5/1990 tersebut menjelaskan pengertian wisata terbatas sebagai suatu kegiatan untuk mengunjungi, melihat, dan menikmati keindahan alam di suaka margasatwa dengan persyaratan tertentu.



Nah sekarang, yuk kita mengenal kawasan,
Kawasan itu ada 2
1. Kawasan Pelestari Alam
2. Kawasan Suaka Alam. 
Dari 2 itu : 

1. KPA mencakup

1. Taman wisata alam
(boleh di kunjungi, karena memang  untuk wisata, namun dalam konteks tetap menjaga kelestarian)

2. Hutan raya (boleh di kunjungi untuk wisata, dengan etika yang sama)

3. Taman nasional (boleh dikunjungi. Hanya saja dengan sistem zonasi, dimana zona inti tidaklah boleh di kunjungi, karena masuk kedalam habitat flora dan fauna yang dilindungi)

2. KSA

1. Suaka marga satwa ( boleh di kunjungi, namun dengan batasan, karena masuk kedalam kawasan pelestari flora dan fauna, dengan sistem zonasi) 

2. The one only . Cagar alam. (tidak boleh di kunjingi sama sekali, selain alasan penelitian)

Bahkan ada yang menyebutkan seperti ini, ranting yang jatuh di kawasan CA, jangankan untuk di ambil, di pindahkan saja tidak boleh. Biarkan alam yg memprosesnya secara alami.

Untuk simaksi, untuk kawasan TN,TWA,dan Tahura. Bisa mengurus izin masuk di tempat

Untuk CA dan suaka marga satwa. Di urus langsung di BKSDA, dengan laporan yg lengkap. Jumlah team dll. Dan paling lambat sebulan setelah melakukan kunjungan penelitian. Harus ada report secara tertulis yang di berikan kepada BKSDA

Nah, menariknya di sini. Kebanyakan dari kita, menganggap surat izin kunjungan atau tiket yg di dapat di loket taman nasional adalah simaksi.
Dan sayangnya itu bukanlah simaksi.
Tapi tiket masuk kunjungan!

So buat kalian yang ngaku penikmat alam, pecinta alam dan apapun itu namanya please, tinggalkan mereka biarkan mereka hidup tanpa adanya campur tangan dari kalian. Mereka harus hidup dengan alaminya. 
#saveciharus #savetegalpanjang #savesempu #pendakipeduli #sadarkawasan






Semoga bermanfaat untuk kita bersama, yuk dimulai dari sekarang sadar dan peduli untuk menjaga kelestarian semesta di bumi ini.

*note : Untuk kalian yang sudah ada atau sudah pernah karena terlanjur ke tempat itu sebelum kalian tau tentang cagar alam ini, tolong foto2 di tegal panjang, sempu, hutan ciharus atau apapun itu tempat yang masuk dalam kawasan cagar alam please di hapus dari sosmed kalian dari kehidupan kalian kalo perlu biar tidak ada orang2 awam/baru yang kesana. Mari perbaiki diri jangan terlalu egois dengan nafsu kalian.

Regards,

Dani.

#salamlestari

foto & materi by @kidungsaujana @saveciharus @urbanhikers @kaumurban @sadarkawasan @google

Wednesday 4 January 2017

Sunnah Sebelum Tidur

 

# Diantara Sunnah Sebelum Tidur #
Memadamkan lampu, menutup tempat makanan dan air, menutup wadah-wadah, dan mengunci pintu.
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
« غَطُّوا الإِنَاءَ وَأَوْكُوا السِّقَاءَ وَأَغْلِقُوا الْبَابَ وَأَطْفِئُوا السِّرَاجَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَحُلُّ سِقَاءً وَلاَ يَفْتَحُ بَابًا وَلاَ يَكْشِفُ إِنَاءً فَإِنْ لَمْ يَجِدْ أَحَدُكُمْ إِلاَّ أَنْ يَعْرُضَ عَلَى إِنَائِهِ عُودًا وَيَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ فَلْيَفْعَلْ فَإِنَّ الْفُوَيْسِقَةَ تُضْرِمُ عَلَى أَهْلِ الْبَيْتِ بَيْتَهُمْ »
“Tutuplah wadah-wadah, ikatlah kantung air, kuncilah pintu, padamkanlah pelita karena setan tidak bisa membuka ikatan kantung air, tidak bisa membuka pintu, dan tidak bisa membuka wadah yang tertutup. Jika salah seorang di antara kalian tidak mendapatkan sesuatu untuk menutup wadahnya kecuali dengan sebilah kayu lalu menyebut nama Allah ketika itu, lakukanlah saja, karena tikus bisa membakar rumah yang dapat membahayakan penghuninya.” (HR. Muslim no. 2012).
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَتْرُكُوا النَّارَ فِى بُيُوتِكُمْ حِينَ تَنَامُونَ
“Janganlah biarkan api di rumah kalian (menyala) ketika kalian sedang tidur.” (HR. Bukhari no. 6293 dan Muslim no. 2015)
Dari Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
احْتَرَقَ بَيْتٌ بِالْمَدِينَةِ عَلَى أَهْلِهِ مِنَ اللَّيْلِ ، فَحُدِّثَ بِشَأْنِهِمُ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « إِنَّ هَذِهِ النَّارَ إِنَّمَا هِىَ عَدُوٌّ لَكُمْ ، فَإِذَا نِمْتُمْ فَأَطْفِئُوهَا عَنْكُمْ »
“Ada sebuah rumah di Madinah terbakar mengenai penghuninya pada waktu malam. Kejadian tersebut lantas diceritakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Api ini adalah musuh kalian. Apabila kalian tidur, padamkanlah api.” (HR. Bukhari no. 6293 dan Muslim no. 2016).
Ada banyak sekali persamaan 'illah antara pelita api dengan listrik yang ada pada jaman modern, diantaranya:
1. Listrik dapat dengan mudah menimbulkan kebakaran rumah layaknya api jika tidak digunakan selayaknya atau semestinya, seperti karena konsleting listrik atau lupa mematikan alat listrik.
2. Listrik mengambil banyak sekali fungsi api, saat ini listrik dipakai sebagai penerang rumah, penerang jalanan, penghangat ruangan, pemanas makanan dan minuman, penggerak mesin dan lain sebagainya layaknya api pada jaman sebelum ditemukannya listrik.
3. Listrik menjadi kebutuhan pokok manusia layaknya api, tanah dan air. Tanpanya hidup manusia akan menjadi sulit, sehingga memiliki hukum-hukum yang mirip.
==========
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata di dalam Fathul Baari, menukil perkataan dari imam al-Qurthubi rahimahullah:” Perintah dan larangan dalam hadits ini adalah bentuk bimbingan (pengarahan).” ’Dan mungkin juga bermakna anjuran (sunnah)’.
Imam Nawawi rahimahullah menegaskan bahwa hal itu sebagai bimbingan untuk kemaslahatan duniawi. Namun hal itu terkadang juga dapat mendatangkan maslahat secara agama, yaitu penjagaan jiwa dan harta seorang muslim.
Dalam hadits-hadits ini disebutkan bahwa seseorang jika tidur seorang diri, dan di dalam rumahnya ada api, maka wajib bagi dia untuk memadamkannya sebelum tidur, atau melakukan sesuatu yang membuatnya aman dari kebakaran. Demikian juga kalau di dalam rumah ada sekelompok orang, maka wajib atas sebagaian mereka (memadamkannya), dan yang paling berkewajiban adalah yang paling terakhir tidur.”
==========
Sebagian ulama Islam tidak menyamakan pelita api dengan lampu listrik, akan tetapi mencukupkan dengan lampu api saja. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata, “Api itu adalah musuh dari manusia sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas. Jika lentera dari api dibiarkan menyala saat tidur, lalu saat itu datanglah tikus, maka tikus itu bisa menajiskan minyak lentera, bahkan bisa menyalakan api yang bisa membakar sebagaimana kejadian di waktu lampau.
Yang ada di masa silam, lentera itu berasal dari api dengan menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya. Ketika tikus datang, tikus itu bisa menjatuhkan minyak tersebut ke lantai dan akhirnya mengobarkan api. Terjadilah kebakaran yang besar. Itulah mengapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk memadamkan api saat tidur supaya tidak terjadi kebakaran seperti itu.
Untuk zaman ini, semakin berkembangnya zaman, penerangan yang ada menggunakan listrik (bukan lagi api). Ketika seseorang tidur dan lampu listrik tersebut dalam keadaan menyala, tidaklah masalah. Karena yang jadi sebab larangan adalah membiarkan api tersebut menyala. Ini tidak didapati dari lampu dari listrik saat ini.” (Syarh Riyadh Ash-Shalihin, 6: 390).
==========
Kendati demikian, ada dalam berbagai macam riset yang menunjukkan manfaat memadamkan lampu saat tidur:
1. Tubuh akan menghasilkan hormon melatonin yang berfungsi sebagai penghasil kekebalan tubuh terhadap penyakit.
2. Lebih cepat terlelap tidur.
3. Mengurangi lemak dan menghindarkan dari resiko obesitas (kegemukan).
4. Meningkatkan kinerja otak.
5. Mengurangi resiko global warming.
Artikel disaring dari: berbagai sumber oleh Iskandar Alukhal


Reblog by : DesignDakwah

Friday 30 December 2016

NAVIGASI


Pengertian Navigasi

Navigasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan arah, kedudukan tempat kita berada maupun orang lain serta menentukan lintasan atau jalur perjalanan agar sampai pada tujuan yang diinginkan. Ada berbagai macam tipe navigasi, navigasi  darat, laut, dan udara, masing – masing mempunyai ciri khas tersendiri dalam segi penerapan ilmunya. Dalam buku ini hanya akan dibahas mengenai navigasi di daratan saja, termasuk navigasi di sungai dan pantai, atau biasa dikenal dengan istilah Navigasi darat.

Kemampuan dalam bernavigasi  sangat  ditentukan oleh pengalaman seseorang, semakan sering seseorang melakukan kegiatan navigasi maka  akan semakin mudah dan lancar baginya dalam bernavigasi.
                
Persiapan Alat Navigasi

Berikut adalah alat – alat yang biasa digunakan untuk melakukan navigasi :
           Peta
           Kompas
           Alat tulis ( busur, penggaris, protaktor, pinsil, jangka ukur, buku lapang, dll )
           Alat penunjuk ketinggian tempat ( Altimeter )
           Alat penunjuk kedudukan tempat (GPS)
               
Peta

Peta adalah suatu presentasi di atas bidang datar baik seluruh atau sebagian  permukaan bumi, yang dilihat dari atas dan diperkecil dengan perbandingan tertentu. Peta dilengkapi dengan keterangan-keterangan yang diperlukan.

Jenis jenis Peta

Ada beberapa jenis peta yang dibuat tergantung tujuan penggunaannya, diantaranya adalah :
  1. Peta Topograpi : Menampilkan sebagian unsur buatan manusia dan alam dengan proyeksi tertentu.
  2. Peta Geologi : Menampilkan informasi keadaan geologis.
  3. Peta Tematik : Menyajikan isi dan kepentingan tertentu dengan menggunakan peta dasar.
  4. Dll.
                
Perawatan Peta

Sebagian besar kerusakan peta terjadi akibat pemakaian dan penyimpanan yang tidak baik, hal tersebut dapat menyebabkan peta sobek dan lapuk, ada beberapa cara menyimpan dan merawat peta yaitu :

  1. Menyimpan dalam lemari khusus peta.
  2. Menggulung, kemudian dimasukan kedalam tempat khusus peta yang kedap air (tabung peta).
  3. Memasukan kedalam kantong plastik.
  4. Laminating.
  5. Menyemprot dengan bahan pelindung khusus.
Informasi Pada Peta

Informasi yang terdapat pada peta bertujuan agar pembaca dapat lebih memahami peta yang dimaksud. Dalam hal ini yang dibahas adalah peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), yang merupakan peta acuan dan standar di Indonesia dan diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial  (BIG).berikut beberapa informasi yang umum tercantum dalam peta :

Badan Peta

Merupakan informasi berupa gambar peta itu sendiri, untuk skala 1 : 50.000 sebesar 15’ x 15’ atau ± 56 cm x 56 cm. Terletak mendominasi sisi kiri atas tanpa tepi untuk memudahkan penggabungan dengan peta lain di sebelahnya.

Judul Peta

Judul peta Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas kanan, atau bawah.Walaupun demikian, sedapat mungkin diletakkan di kanan atas.  Umumnya mencantumkan Skala, nomor lembar peta, nama daerah atau identitas yang menonjol, Judul peta umumnya disisi kanan atas atau tepat di atas tengah peta. untuk besaran peta biasanya menggunakan nama provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, atau kelurahan.

Skala

Perbandingan ukuran atau jarak antara yang digambarkan di peta dengan jarak dilapangan dikenal dengan istilah skala.  Dalam peta dikenal dua macam skala yang sering dicantumkan secara berdampingan, yaitu skala angka dan skala gambar.

Dalam skala angka misalnya 1 : 100.000 artinya satu centimeter diatas peta sama dengan 100.000 cm atau sama dengan 1 Km di lapangan. Skala gambar dicantumkan dengan menggambarkan garis dengan jarak-jarak tertentu di peta.

Keterangan pembuatan peta

Berisi informasi pembuatan seperti cara dan tahun pembuatan, nama instansi pembuat, pada umumnya ditempatkan disisi kanan. Tahun pembutan peta sangat diperlukan untuk menghitung sudut variasi magnetis, karena kutub magnetis selalu berubah setiap tahunnya.

Legenda

Ialah keterangan – keterangan pada peta yang menjelaskan arti simbol – simbol pada peta, seperti sungai, hutan, persawahan, dan lain – lain. terdapat juga perbedaan warna dalam suatu legenda, yang berfungsi membedakan antara legenda yang satu dengan yang lainnya.

Nomor Peta

Nomor pada peta berguna untuk kita dalam mencari peta yang dibutuhkan.nomor pada peta rupa bumi berdasarkan no insert pada daftar perbesaran peta per tiap tiap lokasi.

Koordinat

Lembaran peta terbagi atas dua garis koordinat, yaitu garis horisontal dan vertikal membentuk kotak-kotak bujursangkar. Terdapat dua sistem yang biasanya ditampilkan di peta yaitu sistem koordinat Grid dan Universal (Graticule).

Kompas

Banyak jenis dan ragam kompas yang digunakan untuk membaca peta dan navigasi, walaupun  banyak perbedaan bentuk dan jenis serta ukuran tapi prinsip penggunaannya sama. Jarum kompas yang mengarah ke utara mag-netis selalu ditandai dengan ciri yang mencolok kadang kala dioles dengan fosfor agar selalu tampak meskipun di dalam gelap.  Bagian-bagian dari kompas yaitu: jarum magnet, skala lingkar mendatar, penunjuk satuan derajat yang berada tepat ditengah lingkar mendatar mempunyai nilai 0º sampai dengan 360º.

Jenis-jenis kompas

Terdapat berbagai macam jenis kompas, diantarnya adalah kompas silva, kompas jempol, kompas bidik, kompas optic, kompas prisma, kompas cermin, dan kompas digital, dalam kegiatan navigasi darat jenis kompas yang paling sering digunakan adalah kompas silva dan bidik.

Kompas Orientering

Kompas Orientering dibuat pertama kali di Swedia pada tahun 1930 oleh Kjellstrom bersaudara didisain untuk olahraga orienteering,  namun demikian sekarang dibuat banyak model dan digunakan untuk berbagai keperluan. Kompas ini dapat digunakan untuk ploting, menghitung arah dengan cepat dan tepat diatas peta tanpa menggunakan busur karena memang merupakan kombinasi dari keduanya.

Kompas Bidik

Kompas bidik digunakan untuk membidik mengetahui azimuth suatu objek, yang termasuk kompas ini antara lain : Kompas prisma, kompas lensa, kompas cermin, kompas optis, kompas digital (ada juga yang tergabung dengan GPS). Kompas Lensa dilengkapi lensa pembesar yang memungkinkan dapat membaca angka pada piring plat secara tepat,  pada bak kompas terisi dengan cairan yang memudahkan untuk pergerakan piringan untuk dapat berputar berhenti dengan cepat.

Altimeter

Altimeter adalah suatu alat untuk mengukur ketinggian tempat dari permukaan laut. Altimeter manual ataupun digital bekerja dengan cara mengukur tekanan udara. dengan adanya altimeter kita dapat mengetahui posisi ketinggian dimana kita berada, dalam tehnik reseksi altimeter dapat digunakan dengan cara mencari perpotongan antara  garis kontur dengan sudut yang dibentuk.  Altimeter harus dikalibrasi sebelum digunakan, kalibrasi dapat dilakukan di tempat yang sudah dipastikan ketinggianya, seperti stasiun kereta api atau bandara.  

Global Positioning Sistem ( GPS )

Global Positioning System (GPS) adalah peralatan system radio navigasi global yang menerima data dari beberapa satelit dan stasiun bumi, mempunyai keakuratan yang tinggi dalam menentukan posisi dan memetakan suatu lokasi yang diminta.Mampu menunjukan posisi lintang, bujur, ketinggian suatu tempat, waktu yang tepat, posisi bulan atau matahari, kecepatan pergerakan, odometer, jarak serta azimuth antara satu tempat dengan tempat lainnya secara cepat, tepat dan mudah diseluruh permukaan bumi.

Data yang didapatkan dalam pengaplikasian GPS dapat disimpan dalam memory berupa waypoint, track dan route.

Orientasi Peta

Orientasi peta adalah bagaimana menempatkan dan menggunakan peta secara baik dan benar, hal ini merupakan langkah awal sebelum melakukan kegiatan navigasi darat. Tahapan dalam melakukan orientasi peta agar memperoleh pandangan muka bumi yang sesuai dengan gambaran peta adalah: 
Tempatkan Sumbu vertikal peta sejajar atau berimpit dengan arah utara di lapangan. Cocokan gambar dipeta dengan keadan lapangan, pada daerah yang dikenal agar tidak akan menemui kesulitan tetapi bila berada di daerah baru atau pada saat cuaca kurang menguntungkan untuk melakukan orientasi seperti berkabut, kompas dapat membantu mengenali atau paling tidak dapat merencakan perjalanan selanjutnya di daerah tersebut.

Azimuth

Sebelum menentukan arah perjalanan atau mencari posisi, terlebih dahulu menghitung deklinasi magnetis yang telah dibahas bagian terdahulu.  Tentukan arah tujuan pada peta dengan menghitung azimuthnya (sudut horisontal yang diukur searah jarum jam dari garis dasar atau secara ringkasnya sudut dari suatu titik terhadap arah utara pengamat) .
Di Indonesia, utara magnetis bergeser kesebelah timur dari utara peta, untuk perhitungan azimuth peta ke kompas, maka azimuth di peta dikurangi deklinasi sebaliknya untuk perhitungan azimuth kompas ke peta, maka azimuth kompas ditambah hasil perhitungan deklinasi.  Sebagai contoh bila azimuth di peta 35° dan deklinasi 2°, maka azimuth kompas adalah 35° – 2° = 33°  sebaliknya bila azimuth kompas 35° dan deklinasi 2° maka azimuth peta adalah 35° + 2° = 37°. Dengan kata lain Azimuth adalah hasil pembidikan suatu tempat lalu di tambah 2°.

Back Azimuth

Back Azimuth atau Bidik balik digunakan untuk memeriksa apakah arah yang ditempuh salah atau benar,  selisih antara azimuth keberangkatan dengan azimuth bidik balik harus (+ / -) 180°, caranya adalah sebagai berikut :
Pertama cari sebuah tanda yang mencolok pada tem pat asal perjalanan. Setelah beberapa jauh, misal sewaktu berangkat azimut yang digunakan adalah 20° maka bila kita bidik balik ketempat semula azimut yang didapat harus 20° + 180° = 200°.  Bila azimuth keberangkatan 300° maka back azimutnya adalah 300° – 180° =  120°. Bila selisih azimuth tidak sama dengan 180° maka arah perjalanan tidak benar atau  menyimpang
Dengan kata lain back azimuth adalah hasil perhitungan dari azimuth, jika azimuth <180° maka +180° jika >180° maka -180°

Reseksi

Reseksi adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan suatu tempat atau kedudukan dilapangan pada peta, caranya adalah sebagai berikut :
  1. Cari dua buah tanda dimedan yang diketahui dengan jelas dan tercantum dipeta, contoh : puncak gunung, pulau, tanjung dll.  Bidik arah dengan     kompas hasilnya kemudian diplotkan pada peta dengan nilai back azimuth dan diubah arahnya menjadi sudut peta, maka didapat garis ”a” lalu gambarkan di peta.
  2. Lakukan hal yang sama, untuk didapat garis b
  3. Perpotongan garis a dan garis b di peta merupakan tempat kedudukan dipeta
  
Interseksi

Adakalanya posisi kita dipeta telah diketahui tapi ada posisi dihadapan kita seperti pesawat jatuh, camp dll yang belum diketahui letaknya dipeta. Untuk mengetahuinya memakai teknik interseksi, caranya adalah sebagai berikut :
  1. Ketahui terlebih dahulu dua titik di medan yang dapat diidentifikasi dipeta. Dari kedua titik tersebut bidikan kompas ke arah tempat yang ingin diketahui posisi­nya dalam peta tersebut.
  2. Setelah diketahui azimuth magnetis dari kedua titik tersebut, perhitungkan ke azimuth peta.
  3. Berdasarkan azimuth itu tarik kedua garis dari kedua titik yang teridentifikasi di peta sehingga berpotongan pada satu titik, titik itulah tempat yang ingin diketahui posisinya dalam peta
Kadangkala dalam menentukan kedudukan di peta hanya satu titik identifikasi saja, ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk mengatasinya yaitu:

  1. Bila kita berjalan di jalan setapak atau sungai yang tercantum dipeta, maka perpotongan garis yang ditarik dari titik identifikasi dengan jalan setapak atau sungai tersebut adalah kedudukan kita
  2. Dengan menggunakan altimeter, sama dengan cara diatas perpotongan garis yang ditarik dari titik identifikasikasi dengan garis kontur pada ketinggian sesuai angka pada altimeter adalah kedudukan kita,
  3. Apabila sedang mendaki gunung, kemudia berhasil mengidentifikasi titik seperti puncak gunung, caranya adalah dengan menarik garis identiflkasi itu, lalu perkirakan berapa bagian yang telah terlewati, maka disitulah perkiraan tempat kedudukan kita.








Semoga bermanfaat :)



#sharingbykaumurbangroup



Thursday 29 December 2016

Untukmu Sang Hati

Untukmu wahai sang hati..


Pernah berjuang lalu dipatahkan
Pernah berharap lalu dikecewakan

Sakitkah?
Bersabarlah
Allah tak tidur
Hidupmu sudah diatur
Berusaha dan berdoalah
Semuanya akan baik-baik saja..